Awal 2022 sebenarnya harus jadi awal buatku memulai hari-hari yang baru, untuk menuntaskan apa yang telah aku targetkan untuk aku selesaikan di tahun itu. Tapi sayangnya aku terkena Feeling Worthless . Berminggu-minggu aku berusaha buat bangun dan menghilangkannya tapi aku gagal. Hingga akhirnya sebuah pelukan membuatku sadar. Kau tahu apa itu Feeling Worthless? Feeling worthless adalah kondisi ketika seseorang merasa tidak berharga. Perasaan seperti ini cenderung membuat orang merasa putus asa, tidak berguna, dan yakin bahwa dirinya tidak bernilai apa-apa. Feeling worthless adalah gejala depresi yang paling erat kaitannya dengan usaha bunuh diri. Tapi percayalah aku tidak segila itu sampai berpikir untuk bunuh diri. Hidup yang berakhir tidak semata mata mengakhiri segala masalah. Beneran bodoh orang yang berpikir kalau mati berarti semua selesai. Tidak bisa seperti itu, Sayang! Kau percaya tentang kehidupan setelah kematian? Kalau aku, sih, percaya. Karena itu yang a
Hai, Sudah bertambah satu angka saja di usiaku yang artinya umurku telah terpakai sebanyak itu. Aku tidak tahu masih seberapa lama lagi aku berpijak di permukaan bumi ini, bernapas dan menatap langit biru yang kemudian berganti senja. Senja, akankah waktu senja juga ada untukku? Usiaku baru saja melewati seperempat abad. Apa seperempat abad lagi aku masih bernapas dan merasakan detak jantungku? Aku hanya tersenyum! Aku tidak dapat menjawab pertanyaanku sendiri. Hari ini masih di tahun 2021. Dua puluh tahun lalu aku tidak yakin aku bisa sampai di angka ini. Aku membayangkan ingin segera dewasa dan tumbuh bebas sesuka hatiku. Tapi hari ini,aku ingin kembali ke dua puluh tahun lalu. Di mana aku baru saja masuk sekolah dasar. Saat aku belum memikirkan banyak hal. Yang aku tahu hanya sendiri itu menakutkan dan ramai itu memuakkan. Saat di mana aku hanya butuh apa yang aku mau—mainan, buku, tas, sepatu baru yang tidak dapat aku miliki. Saat usiaku 27. Itu artinya ibuku berusia 57 tahun. S