Hari ini, 28 Maret 2020
Sudah sebulan corona masuk Indonesia. Kalian atau aku pasti tidak pernah membayangkan akan terjadi hal ini. Rasa was-was bercampur takut menjadi satu. Berbagai berita mengenai pandemi ini bertebaran di mana-mana. Hari ini jumlah orang yang positif terinfeksi sudah 1155 sebanyak 102 orang meninggal dan 59 orang diantaranya sembuh.
Aku nggak tau apa-apa, aku kaya terkejut karena masalah ini benar-benar menjadi sangat serius. Hari raya yang akan tiba pun sudah tidak lagi ada dibayangan ku apa lagi semenjak pemerintah mengeluarkan larangan untuk tidak mudik atau pulang kampung.
Mungkin ini lebaran pertama saya tanpa saudara atau orang tua. Tapi saya mencoba tabah, dan memotivasi diri untuk tetap tenang dan berharap pandemi ini benar-benar berakhir tidak lama lagi.
Sosial Distancing
Sebelum ada seruan itu, aku memang orang yang tidak banyak bergaul dengan orang. Aku tidak suka nongkrong, tidak suka hangout atau arisan bahkan nonton. Aku seorang introvert yang betah di rumah. Jadi himbauan untuk social distancing bukan masalah bagiku.
Aku seorang penulis, sekiranya itu menurutku. Karena aku hanya menulis dan bermain game saat di rumah. Tapi ini tidak seperti biasanya, aku butuh banyak bahan makanan karena sekarang hampir terbatas untuk kemana-mana karena takut dan lagi banyak bahan makanan yang sudah tidak lagi tersedia.
Hei, kalian juga tahu bukan? Saat aku menulis ini barang-barang yang tidak tersedia lagi. Kalau ada juga harga sangat mahal kaya masker, hand sanitizer atau sekedar alkohol dan juga pemutih pakaian.
Pemutih pakaian untuk membuat desinfektan sendiri di rumah untuk menyemprot.
Di Rumah Ngapain?
Aku ngapain aja di rumah? Aku sudah terbiasa di rumah jadi tidak terlalu kaget sih, hanya saja tetap sama pagi hari bingung sarapan apa, hanya bangun sholat terus main handphone didepan televisi (inilah enaknya tinggal nggak bareng orang tua). Karena tinggal berdua dengan suami kadang kita akan berbagi tugas, dia mencuci aku yang memasak. Tapi kalau sama-sama males ya sudah kita kelaparan di atas kasur hahaha...
Bagun tidur, sholat, rebahan, mencuci, masak, makan, rebahan, berjemur, mandi, rebahan, rebahan, makan, rebahan udah gitu aja hidup kita yang penuh cerita ini.
Kita lagi membantu pemerintah, lho! Haha..
Sudah sebulan corona masuk Indonesia. Kalian atau aku pasti tidak pernah membayangkan akan terjadi hal ini. Rasa was-was bercampur takut menjadi satu. Berbagai berita mengenai pandemi ini bertebaran di mana-mana. Hari ini jumlah orang yang positif terinfeksi sudah 1155 sebanyak 102 orang meninggal dan 59 orang diantaranya sembuh.
Aku nggak tau apa-apa, aku kaya terkejut karena masalah ini benar-benar menjadi sangat serius. Hari raya yang akan tiba pun sudah tidak lagi ada dibayangan ku apa lagi semenjak pemerintah mengeluarkan larangan untuk tidak mudik atau pulang kampung.
Mungkin ini lebaran pertama saya tanpa saudara atau orang tua. Tapi saya mencoba tabah, dan memotivasi diri untuk tetap tenang dan berharap pandemi ini benar-benar berakhir tidak lama lagi.
Sosial Distancing
Sebelum ada seruan itu, aku memang orang yang tidak banyak bergaul dengan orang. Aku tidak suka nongkrong, tidak suka hangout atau arisan bahkan nonton. Aku seorang introvert yang betah di rumah. Jadi himbauan untuk social distancing bukan masalah bagiku.
Aku seorang penulis, sekiranya itu menurutku. Karena aku hanya menulis dan bermain game saat di rumah. Tapi ini tidak seperti biasanya, aku butuh banyak bahan makanan karena sekarang hampir terbatas untuk kemana-mana karena takut dan lagi banyak bahan makanan yang sudah tidak lagi tersedia.
Hei, kalian juga tahu bukan? Saat aku menulis ini barang-barang yang tidak tersedia lagi. Kalau ada juga harga sangat mahal kaya masker, hand sanitizer atau sekedar alkohol dan juga pemutih pakaian.
Pemutih pakaian untuk membuat desinfektan sendiri di rumah untuk menyemprot.
Di Rumah Ngapain?
Aku ngapain aja di rumah? Aku sudah terbiasa di rumah jadi tidak terlalu kaget sih, hanya saja tetap sama pagi hari bingung sarapan apa, hanya bangun sholat terus main handphone didepan televisi (inilah enaknya tinggal nggak bareng orang tua). Karena tinggal berdua dengan suami kadang kita akan berbagi tugas, dia mencuci aku yang memasak. Tapi kalau sama-sama males ya sudah kita kelaparan di atas kasur hahaha...
Bagun tidur, sholat, rebahan, mencuci, masak, makan, rebahan, berjemur, mandi, rebahan, rebahan, makan, rebahan udah gitu aja hidup kita yang penuh cerita ini.
Kita lagi membantu pemerintah, lho! Haha..
Hari ini, Sabtu 6 Februari 2021
Apa menurutmu hari ini sudah lebih baik dari hari pertama pemerintah mengumumkan kasus pertama covid di Indonesia?
Tidak!
Sama sekali tidak. Setelah kebijakan Lockdown tidak di terapkan di negeri ini, banyak opsi yang di pakai pemerintah untuk menekan laju penyebaran covid. Seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM. Mulai hari ini ada aturan dimana Sabtu dan Minggu kota besar seperti Jakarta memberlakukan Lockdown selama dua hari. Apa itu efektif? Entahlah.
Ketika libur panjang orang-orang tidak boleh pergi berlibur tapi tempar hiburan diskon besar-besaran. Aah demi cuan, tentu saja mereka juga tidak mau rugi bukan?
Ketika ada anjuran tidak boleh pergi liburan beberpa tempat wisata pasti ketar ketir tidak akan da pemasukan yang masuk. Sebenernya bagaimana sih supaya pandemi cepat berakhir?
Menurut ku kita semua harus bekerja sama. Tapi sepertinya kita juga sudah lelah, bukan?
Tapi apa kita mau keadaan seperti ini terus?
Kasus terkonfirmasi positif di Indonesia sudah lebih dari satu juta bahkan terbanyak di Asia Tenggara. Jumlah kematian juga tinggi, harus berapa banyak lagi nyawa?
Aaah aku kadang enggak ngerti dengan mereka yang masih dengan gamblang bicara tidak percaya akan adanya covid.
Kenapa?
Apa karena kamu nggak lihat seperti apa bentuknya?
Apa karena kamu nggak lihat seperti apa bentuknya?
Terus apa kamu percaya Tbc, Hiv atau kolera diare?
Kenapa engggak menganggap tbc itu cuma batuk biasa? Atau kolera cuma mencret biasa?
Ayolah kalau memang covid itu cuma konspirasi terus kenapa dokter diam? Bukankah di jaman serba modern ini sudah banyak orang pintar sudah banyak dokter dan peneliti dengan laboratorium yang canggih. Apa mungkin mereka salah melihat virus flu dengan covid? Kayanya itu enggak mungkin, deh!
Aku cuma berharap semua ini benar-benar segera berakhir. Rasanya sesak melihat satu persatu nyawa melayang, melihat keluarga yang hanya menatap anggota keluarganya meninggal tanpa bisa melihat untuk terakhir kalinya.
Semoga kita selalu sehat.
#SatuTahunCoviddiIndonesia
Halo, aku melanjutkan tulisan ini lagi. Hari ini tanggal 26 November 2021. Ternyata sudah mau dua tahun saja Pandemi menjajah bumi tercinta kita. Sudah jutaan nyawa yang melayang karena virus itu. Aku tidak tahu persis berapa korbannya. Sejak awal tahun sudah di gaungkan program vaksinasi, diawali dari para tenaga kesehatan hingga akhirnya orang-orang seperti saya. Saya sudah vaksin, baru satu kali dan masih menunggu waktu satu bulan lagi untuk vaksin kedua.
Apa kita sudah bebas dari virus?
Menurutku belum, bahkan untuk hidup berdampingan seperti dengan influenza juga masih belum bisa. Tetap jaga protokol kesehatan, ya.
Komentar
Posting Komentar