Awal 2022 sebenarnya harus jadi awal buatku memulai hari-hari yang baru, untuk menuntaskan apa yang telah aku targetkan untuk aku selesaikan di tahun itu.
Tapi sayangnya aku terkena Feeling Worthless . Berminggu-minggu aku berusaha buat bangun dan menghilangkannya tapi aku gagal. Hingga akhirnya sebuah pelukan membuatku sadar.
Kau tahu apa itu Feeling Worthless?
Feeling worthless adalah kondisi ketika seseorang merasa tidak berharga. Perasaan seperti ini cenderung membuat orang merasa putus asa, tidak berguna, dan yakin bahwa dirinya tidak bernilai apa-apa. Feeling worthless adalah gejala depresi yang paling erat kaitannya dengan usaha bunuh diri.
Tapi percayalah aku tidak segila itu sampai berpikir untuk bunuh diri. Hidup yang berakhir tidak semata mata mengakhiri segala masalah. Beneran bodoh orang yang berpikir kalau mati berarti semua selesai. Tidak bisa seperti itu, Sayang!
Kau percaya tentang kehidupan setelah kematian? Kalau aku, sih, percaya. Karena itu yang aku pelajari di agamaku. Semua yang kita lakukan akan ada balasannya di sana. Kau baik, ya kau dapat balasan yang baik, begitu pun sebaliknya.
Buat kamu yang lagi mengalami Feeling Worthless, kamu bisa mengatasi ini. Cobalah matikan gawaimu. Nikmati kehidupanmu tanpa melihat kehidupan orang lain. Kau tahu, mereka hanya membagi apa yang baik-baik saja. Sehingga yang terlihat hanya hal baik saja yang mereka alami. Padahal belum tentu. Setiap orang mempunyai masalah mereka sendiri.
Orang yang ingin bunuh diri bukanlah orang yang ingin mengakhiri hidupnya, hanya saja dia ingin mengakhiri rasa sakitnya saja. Setiap celah dalam kehidupannya adalah rasa sakit dan merasa tidak ada satu orangpun yang dapat mengerti dirinya.
Merasa tidak berguna dan sendirian di muka bumi yang luas ini. Dia cuma butuh tangan dan telinga. Maksudnya?
Ya, dia butuh tangan untuk memeluknya, membuatnya tidak lagi merasa sendiri. Dia butuh telinga untuk mendengarkan isi hatinya. Cukup itu, dia sama sekali tidak butuh di nasihati olehmu.
Hanya satu pelukan. Tidak ada yang diucapkannya. Tapi itu sungguh berarti. Itulah yang mengakhiri Falling Worthless yang aku alami saat itu. Sederhana sekali bukan? Tapi terkadang orang gagal paham. Menganggap bahwa orang sepertiku yang terlalu mengada-ada, manja dan berlebihan. Atau mereka sering bilang, kita terlalu jauh dari Tuhan.
Aku yakin, ada maksud lain dari rencana Tuhan dengan membuatku atau kalian seperti itu. Misalnya, seperti mengukur seberapa peka dan pedulinya orang di sekitar. Apa malah mereka meremehkan atau lebih peduli lagi satu sama lain....
Komentar
Posting Komentar