Senja
Senja!
Ada apa dengan senja?
Tidak! Aku hanya mengagumi warna dan suasananya saja.
Bukan hal yang perlu di khwatirkan namun harus banyak dipersiapkan. Senja, mungkin akan segera berlalu dan hanya meninggalkan gelap. Tapi berlalunya senja memberi kesempatan untuk kita melihat cahaya bintang dan bulan di langit yang dibilang gelap.
Senja,
Bukanlah sebuah akhir.
Namun awal, kita tidak dapat menghargai terang kalau tak bertemu gelap.
Senja,
Aku selalu menunggumu sekalipun hanya sekejap.
Aku tidak akan memebencimu jika kau pergi, tapi jangan salahkan aku jika aku rindu.
Aku juga tidak akan mencari jika kau tak ada, tapi jangan paksa aku untuk lupa.
Aku disini bukan hanya untukmu
Tapi aku disini akan selalu ada buatmu
Hanya baitan rasa yang enggan beranjak, saat menatap dan memuja
Hanya untaian kata dari karya yang lekang oleh masa
Biar semua tak lagi ada
Biar semua tak lagi ingat
Senja,
Kau terus datang disetiap sore mengantar gelap
Kau tak pernah risau walau hanya dipandang sekejap..
Senja,
Telah begitu lama rasanya tak membuat sebuah puisi, entah itu puisi atau apa yang jelas ada sebuah kelegaan setelah menulisnya.
Karena penikmat senja yang galau ingin meluapkan sebuah perasaannya. Mengagumi warna dan juga ketenangannya.
Tak banyak yang yang suka memang, karena hanya sebuah waktu jeda antara malam dan juga siang.
Aku bukan makhluk astral, yang suka keluar saat senja dan ini juga bukan blog yang membahas soal itu.
Hanya sekedar penikmat warna jingga di barat.
Kau bisa melihatnya seperti kuning telur atau sebuah kue, bayangkan saja saat menatapnya seperti merindukan sesuatu, merindukan suatu tempat.
Jika kau memandangnya sore ini, makan kita memandang ke arah yang sama.
Begitu banyak keindahan yang Tuhan ciptakan buakankah kita tidak boleh mengabaikannya?
Kau boleh memandangnya sesekali.
Dan kau akan tau mengapa aku menyukainya.
Senja!
Ada apa dengan senja?
Tidak! Aku hanya mengagumi warna dan suasananya saja.
Bukan hal yang perlu di khwatirkan namun harus banyak dipersiapkan. Senja, mungkin akan segera berlalu dan hanya meninggalkan gelap. Tapi berlalunya senja memberi kesempatan untuk kita melihat cahaya bintang dan bulan di langit yang dibilang gelap.
Senja,
Bukanlah sebuah akhir.
Namun awal, kita tidak dapat menghargai terang kalau tak bertemu gelap.
Senja,
Aku selalu menunggumu sekalipun hanya sekejap.
Aku tidak akan memebencimu jika kau pergi, tapi jangan salahkan aku jika aku rindu.
Aku juga tidak akan mencari jika kau tak ada, tapi jangan paksa aku untuk lupa.
Aku disini bukan hanya untukmu
Tapi aku disini akan selalu ada buatmu
Hanya baitan rasa yang enggan beranjak, saat menatap dan memuja
Hanya untaian kata dari karya yang lekang oleh masa
Biar semua tak lagi ada
Biar semua tak lagi ingat
Senja,
Kau terus datang disetiap sore mengantar gelap
Kau tak pernah risau walau hanya dipandang sekejap..
Senja,
Telah begitu lama rasanya tak membuat sebuah puisi, entah itu puisi atau apa yang jelas ada sebuah kelegaan setelah menulisnya.
Karena penikmat senja yang galau ingin meluapkan sebuah perasaannya. Mengagumi warna dan juga ketenangannya.
Tak banyak yang yang suka memang, karena hanya sebuah waktu jeda antara malam dan juga siang.
Aku bukan makhluk astral, yang suka keluar saat senja dan ini juga bukan blog yang membahas soal itu.
Hanya sekedar penikmat warna jingga di barat.
Kau bisa melihatnya seperti kuning telur atau sebuah kue, bayangkan saja saat menatapnya seperti merindukan sesuatu, merindukan suatu tempat.
Jika kau memandangnya sore ini, makan kita memandang ke arah yang sama.
Begitu banyak keindahan yang Tuhan ciptakan buakankah kita tidak boleh mengabaikannya?
Kau boleh memandangnya sesekali.
Dan kau akan tau mengapa aku menyukainya.
Komentar
Posting Komentar