Merdeka.com |
Hei, kenapa aku bilang begitu?
Membenci rambutku sendiri! Bukannya itu pemberian Tuhan?
Sungguh! Aku tak tau bersyukur!
Tidak, itu memang benar. Waktu aku masih kecil aku sangat tidak suka dengan rambutku sendiri. Ya, mungkin karena punyaku tidak seindah punya orang lain. Begitulah hidup selalu saja melihat milik orang lain lebih bagus dari yang kita miliki sehingga membuat kita lupa untuk banyak bersyukur.
Hei, aku punya rambut yang sedikit keriting dan susah diatur, sedangkan dimataku rambut lurus panjang itu terlihat keren dan indah tentunya.
Kau tau karena rambutku aku begitu malu menatap cermin, bayangkan saja ada rambut yang keriting di kanan dan kiri poniku seolah kayak jambul burung hantu, taukan yang nampak kaya telinga pada burung hantu nah aku alami itu.
Sejak kecil aku tak suka rambut pendek sekalipun dulu aku berkutu (ah itu sungguh memalukan) dan ibuku selalu ingin memotong rambutku. Satu hal yang paling aku lebih tidak suka soal rambut adalah Perintah Memotong Rambut, ah entah mengapa kata-kata semua orang selalu memuakan kalau sudah mengomentari rambutku dan kemudian menyuruh ku memotongnya.
Kenapa aku benci? Ya karena ini rambutku
Hingga saat aku dewasa aku sangat tidak suka potong rambut tapi aku suka memotong rambutku sendiri. Aku tidak mau ada orang yang memotong rambutku.
Mungkin itu sebabnya gaya rambutku urakan dan acak-acakan. Ya karena itulah aku, ini rambutku fan begitulah gayaku.
Aku sampai tak peduli jika ada yang menghina gaya rambutku karena rasa benciku tidak lebih besar dari rasa cintaku
Kau tau, betapa kita bebas bereksperimen dengan rambut kita sendiri.
Rambutku panjang dan tidak lurus dan lagi tidak lembut dan mudah kusut bahkan berantakan.
Kau bisa melihatku berambut pendek dari depan dan panjang di sisi belakang.
Aku suka rambutku ya tentu saja, bahkan selama 24 tahun usia ku bisa dihitung dengan jari kapan rambutku dipotong oleh orang lain.
Kenapa aku benci? Ya karena ini rambutku
Hingga saat aku dewasa aku sangat tidak suka potong rambut tapi aku suka memotong rambutku sendiri. Aku tidak mau ada orang yang memotong rambutku.
Mungkin itu sebabnya gaya rambutku urakan dan acak-acakan. Ya karena itulah aku, ini rambutku fan begitulah gayaku.
Aku sampai tak peduli jika ada yang menghina gaya rambutku karena rasa benciku tidak lebih besar dari rasa cintaku
Kau tau, betapa kita bebas bereksperimen dengan rambut kita sendiri.
Rambutku panjang dan tidak lurus dan lagi tidak lembut dan mudah kusut bahkan berantakan.
Kau bisa melihatku berambut pendek dari depan dan panjang di sisi belakang.
Aku suka rambutku ya tentu saja, bahkan selama 24 tahun usia ku bisa dihitung dengan jari kapan rambutku dipotong oleh orang lain.
Benar, aku tidak suka rambutku di potong oleh orang lain karena sering kali tak sesuai dengan apa yang kumau, terlebih jika yang motong adalah ibuku. Terlalu lurus, ya lurus harus rapih maksudnya.
Bahkan kalau aku tidak salah ingat baru sekali aku memotong rambutku di salon menajubkan bukan? Antara kere sama tidak suka ya beda dikit lah.
Sebentar, apa yang salah dengan semua itu? Inikan rambutku?
Aku mau potong model apa ya terserah aku? Jika itu membuat aku percaya diri kenapa tidak! Sekalipun dimata orang lain rambutku aneh potongan nya aneh dan penuh dengan keanehanya aku tetap tidak peduli.
Alasan Aku Potong Rambut
Aku suka rambut panjang, sangat suka. Tapi suatu ketika akupun memotongnya. Aku tak suka rambut pendek, tapi aku suka memotong rambutku pada keadaan tertentu. Dimana hatiku merasa tak bisa lagi menahan beban yang ada dipikiranku. Depresi mungkin itu kata yang tepatenggambarkan keadaanku saat itu. Kenapa aku punya rambut panjang dan pendek acak-acakan tidak teratur. Bukan karena Fasion, Buka itu Salah. Itu memang mauku dan itu membuatku lebih merasa nyaman dengan hatiku.
Massa remaja memang masa yang paling sulit mengendalikan emosi dan aku adalah orang yang tak pandai menahan emosi tapi juga tak pandai ekspresikan emosi itu sendiri.
Aku dari keluarga yang harmonis, saudara yang saling menyayangi dan teman-teman yang baik. Jadi apa yang membuatku depresi?
Aku tak pandai mengungkapkan sesuatu, bahakn kepada teman terdekat ku. Bahkan saat aku menyukai seseorang, aku terlalu menamakan itu cinta, aku terlalu terobsesi tapi aku tak dapat memiliki serta terlalu merendahkan diriku sendiri.
Aku depresi, tapi aku lupa secara khusus penyebabnya. Yang aku ingat aku merasakan hatiku begitu buruk, ada sebuah gejolak yang besar dalam dadaku tapi aku tak dapat menekspresikannya. Dan tidak ada yang dapat aku lakukan.
Kenapa memotong rambut? Karena aku takut semakin sakit saat aku menyakiti tubuhku secara fisik. Tapi bukan berarti aku tak pernah melakukannya.
Bukan hanya itu, aku juga pernah mengurung diriku di kamar mandi sambil menguyur kepalaku dengan air, dengan terus menangis.
Sakit, entah sakit apa yang aku rasakan kala itu tapi qku hanya ingat apa yang aku lakukan bukan apa yang menyebabkan.
Sekarang..........
Aku masih melakukan potong rambut acak-acakan untuk mengurangi beban berat yang tak aku ungkapkan. Kalau hanya menangis rasanya aku semakin bosan, hampir setiap malam aku melakukannya. Tapi saat aku memotong rambutku, aku seperti membuang sedikit demi sedikit sebuah rasa sakit.. .
Alasan Aku Potong Rambut
Aku suka rambut panjang, sangat suka. Tapi suatu ketika akupun memotongnya. Aku tak suka rambut pendek, tapi aku suka memotong rambutku pada keadaan tertentu. Dimana hatiku merasa tak bisa lagi menahan beban yang ada dipikiranku. Depresi mungkin itu kata yang tepatenggambarkan keadaanku saat itu. Kenapa aku punya rambut panjang dan pendek acak-acakan tidak teratur. Bukan karena Fasion, Buka itu Salah. Itu memang mauku dan itu membuatku lebih merasa nyaman dengan hatiku.
Massa remaja memang masa yang paling sulit mengendalikan emosi dan aku adalah orang yang tak pandai menahan emosi tapi juga tak pandai ekspresikan emosi itu sendiri.
Aku dari keluarga yang harmonis, saudara yang saling menyayangi dan teman-teman yang baik. Jadi apa yang membuatku depresi?
Aku tak pandai mengungkapkan sesuatu, bahakn kepada teman terdekat ku. Bahkan saat aku menyukai seseorang, aku terlalu menamakan itu cinta, aku terlalu terobsesi tapi aku tak dapat memiliki serta terlalu merendahkan diriku sendiri.
Aku depresi, tapi aku lupa secara khusus penyebabnya. Yang aku ingat aku merasakan hatiku begitu buruk, ada sebuah gejolak yang besar dalam dadaku tapi aku tak dapat menekspresikannya. Dan tidak ada yang dapat aku lakukan.
Kenapa memotong rambut? Karena aku takut semakin sakit saat aku menyakiti tubuhku secara fisik. Tapi bukan berarti aku tak pernah melakukannya.
Bukan hanya itu, aku juga pernah mengurung diriku di kamar mandi sambil menguyur kepalaku dengan air, dengan terus menangis.
Sakit, entah sakit apa yang aku rasakan kala itu tapi qku hanya ingat apa yang aku lakukan bukan apa yang menyebabkan.
Sekarang..........
Aku masih melakukan potong rambut acak-acakan untuk mengurangi beban berat yang tak aku ungkapkan. Kalau hanya menangis rasanya aku semakin bosan, hampir setiap malam aku melakukannya. Tapi saat aku memotong rambutku, aku seperti membuang sedikit demi sedikit sebuah rasa sakit.. .
Komentar
Posting Komentar