Apa aku yang dulu dan aku yang sekarang itu sama?
Aku yakin kedua nya tidak sama, karena aku diwaktu yang dulu sudah aku tinggalkan dan aku yang sekarang, sedang berusaha untuk meningkatkan.
"Hidup itu cuma 1 kali", kataku pada diriku sendiri, jangan memikirkam apa yang belum tentu terjadi, karena apa yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Dan apa yang semestinya terjadi pasti akan terjadi.
Aku juga nangis, aku juga sedih kadang juga iri dan juga minder sama diri sendiri.
Tapi mungkin itu wajar karena aku masih punya perasaan. Kadang aku menyesal saat sedikit demi sedikit menjauh dari mereka yang lebih dahulu mendapatkan apa yang sangat ingin aku dapatkan tapi tak kunjung aku dapatkan, namun saat itu aku selalu ingat pesan ibu," Jangan pernah iri dengan rejeki orang lain."
Kau tau setiap kali aku mengingat kata-kata itu dadaku rasanya sesak, entah mengapa aku selalu ingin menagis, seolah aku benar-benar sangat iri dengan mereka.
Aku hanya manusia biasa, aku hanya wanita biasa tidak tau bagaimana harus menghadapi hari esok. Aku berusaha menahan semuanya sendiri, bukan karena aku tidak mempunyai siapapun tapi karena aku tau, sesakit apapun yang aku rasakan itu hanya sebuah perasaan yang mungkin aku ciptakan sendiri.
Jika aku membaginya, mungkin rasa sakit yang aku rasakan tak semenyedihkan orang lain memandangku.
Aku terlihat sangat menyedihkan bukan beberapa tahun terakhir ini? Tapi aku terus berusaha menjalani semuanya karena aku percaya semua akan baik-baik saja.
Kini aku sudah bangkit, menatap hari esok yang penuh rahasia.
Hai, kini aku fokus pada satu titik dimana titik itu membuatku menjadi diriku sendiri.
Tempat dimana aku tidak lagi menangis kecewa, tempat dimana aku selalu diterima tanpa ada yang namamya menyakiti dan disakiti.
Aku ada disini, dalam sebuah ketikan cerita dalam sebuah ketikan yang menuliskan kisah.
Jangan lagi halangi aku, jika tak bisa membuatku bangkit, jangan jatuhkan aku jika tak mampu membuatku melangkah.
Aku tidak tau, sedikit lagi atau masih lama lagi, tapi kau terus berusaha terus berjalan dan bertahan.
Disuatu ketika aku menatap ke belakang, aku melihat aku yang menunduk dan terpuruk, dan lihatlah siapa yang peduli?
Tuhan yang senantiasa memeluk ku dengan kasih sayang, orang-orang terdekat yang selalu menguatkan. Apa jadinya aku tanpa semua itu. Aku mungkin sudab tak lagi disini saat ini. Aku tak bisa menulis apa yang sebaiknya aku tulis.
Hei aku, aku yang lagi belajat buat sabar, jangan menyerah ya!! Karena semua ada akhirnya. Bagaimana akhirnya bisa jadi tergantung bagaimana kamu menyikapinya hari ini.
Aku yakin kedua nya tidak sama, karena aku diwaktu yang dulu sudah aku tinggalkan dan aku yang sekarang, sedang berusaha untuk meningkatkan.
Aku juga nangis, aku juga sedih kadang juga iri dan juga minder sama diri sendiri.
Tapi mungkin itu wajar karena aku masih punya perasaan. Kadang aku menyesal saat sedikit demi sedikit menjauh dari mereka yang lebih dahulu mendapatkan apa yang sangat ingin aku dapatkan tapi tak kunjung aku dapatkan, namun saat itu aku selalu ingat pesan ibu," Jangan pernah iri dengan rejeki orang lain."
Kau tau setiap kali aku mengingat kata-kata itu dadaku rasanya sesak, entah mengapa aku selalu ingin menagis, seolah aku benar-benar sangat iri dengan mereka.
Aku hanya manusia biasa, aku hanya wanita biasa tidak tau bagaimana harus menghadapi hari esok. Aku berusaha menahan semuanya sendiri, bukan karena aku tidak mempunyai siapapun tapi karena aku tau, sesakit apapun yang aku rasakan itu hanya sebuah perasaan yang mungkin aku ciptakan sendiri.
Jika aku membaginya, mungkin rasa sakit yang aku rasakan tak semenyedihkan orang lain memandangku.
Aku terlihat sangat menyedihkan bukan beberapa tahun terakhir ini? Tapi aku terus berusaha menjalani semuanya karena aku percaya semua akan baik-baik saja.
Kini aku sudah bangkit, menatap hari esok yang penuh rahasia.
Hai, kini aku fokus pada satu titik dimana titik itu membuatku menjadi diriku sendiri.
Tempat dimana aku tidak lagi menangis kecewa, tempat dimana aku selalu diterima tanpa ada yang namamya menyakiti dan disakiti.
Aku ada disini, dalam sebuah ketikan cerita dalam sebuah ketikan yang menuliskan kisah.
Jangan lagi halangi aku, jika tak bisa membuatku bangkit, jangan jatuhkan aku jika tak mampu membuatku melangkah.
Aku tidak tau, sedikit lagi atau masih lama lagi, tapi kau terus berusaha terus berjalan dan bertahan.
Disuatu ketika aku menatap ke belakang, aku melihat aku yang menunduk dan terpuruk, dan lihatlah siapa yang peduli?
Tuhan yang senantiasa memeluk ku dengan kasih sayang, orang-orang terdekat yang selalu menguatkan. Apa jadinya aku tanpa semua itu. Aku mungkin sudab tak lagi disini saat ini. Aku tak bisa menulis apa yang sebaiknya aku tulis.
Jangan sombong, jangan jadi orang dengan tabiat buruk, jangan jadi orang nyebelin, ingat hidup cuma satu kali, kapan kita pulang kita tidak pernah tau. Jangan ada penyesalan disetiap langkah.
Hei aku, aku yang lagi belajat buat sabar, jangan menyerah ya!! Karena semua ada akhirnya. Bagaimana akhirnya bisa jadi tergantung bagaimana kamu menyikapinya hari ini.
Komentar
Posting Komentar